Wednesday, July 25, 2012

Lirik A Thousand Years versi gue

Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can you love when you're afraid to fall
But watching she stands alone
All of your doubt
Suddenly goes away somehow

One step closer...

You have died everyday waiting for her
Friend please don't be afraid you have loved her for a thousand years
And you love her for a thousand more...

Time stands still
How cool the boy he is
You have to brave
You haven't let anything take away
What standing in front of her
Every breath, every hour has come to this

One step closer...

You have died everyday waiting for her
Friend please don't be afraid you have loved her for a thousand years
And you love her for a thousand more...

And all along you believed you would find her
Time has brought your heart to her
You have loved her for a thousand years
And you love her for a thousand more...

One step closer...
One step closer...


You have died everyday waiting for her
Friend please don't be afraid you have loved her for a thousand years
And you love her for a thousand more...

And all along you believed you would find her
Time has brought your heart to her
You have loved her for a thousand years
And you love her for a thousand more...

Sedikit Perubahan Pada Blog Lovestinks 11

Gue udah kelas VII sekarang. Di tahun pelajaran yang baru, gue pengen buat sedikit perubahan. Bosen gue sama gaya yang di SD, dan berikut perubahannya:

1. Kalo emang gak ada kejadian menarik, atau sebaliknya, gue gak akan nulis di blog. Capek.
2. Gue sebutin nama asli temen-temen gue, sebagai kejujuran.
3. Postingan gue semua isinya tentang keseharian gue, gak kayak 5 Arti Pacaran, 10 Ikan Asin, etc.
4. Desain berubah.
5. Gak ada lagi nama 'Chester'.
6. Jarang nyeritain temen SD. Jelas2 gak pernah ketemu.
7. Tidak ada yang namanya 'Postingan Ngaret' kayak The Last Day.
8.Gue mau masukin foto.
9. Semuanya diceritakan secara REAL. (gak pake madrid).
10. Yang terakhir, blog gue bakal lebih banyak humor daripada seriusnya.


 Tiada hari tanpa bertingkah gila.
Lovestinks, Juli 2012

Friday, July 20, 2012

The Last Day

"Semoga lulus ya, Bleh," kata temen gue Aldi.
"Makasih. Lo juga, semoga sukses ya," jawab gue.


Itu sedikit percakapan gue dengan temen-temen gue di pengumuman kelulusan dan perpisahan kelas VI SD St. Theresia. Perpisahan yang berlangsung beberapa jam tanggal 16 Juni 2012 itu nggak terlalu meriah. Untuk performance, banyak yang jomplang. Dan kelompok grup vokal gue dapet predikat paling keren di perpisahan. Cuma kelompok gue sama Jessica yang pake iringan gitar. Dan gue ngiringin kedua kelompok itu. Karena sekalinya gue nyanyi, langsung terjadi kecelakaan. Setelah gue ujian praktek nyanyi, Sukhoi jatoh. Itu salah satu buktinya.


Pertama, kelompoknya Valen dkk. Grup vokal sih, nyanyi Kepompong sama You Raise Me Up. Yang bikin kurang disukai tuh (mungkin) nyanyinya kurang kompak. Mereka tetep bagus sih. Tapi pesen gue ke kelompok itu, "BAWA GITAR SENDIRI," jadi gak seenaknya minjem2 gitar gue.Padahal, salah satu kelompok mereka punya gitar. Tapi emang dasar mental minjem.


Terus sambitan (eh, sambutan). abis sambutan, kelompok gue nyanyi. Anggotanya Michelle, Lintang, Ratih, dan yang paling keren se-Santher: GUE! sebagai pemain gitar pemula kalo dibandingin sama yang standar, tapi expert dibandingin sama seangkatan. Kayak gue mainin lagunya James Blunt yang You're Beautiful. Kata bapak gue itu gampang banget. Tapi pas dibandinngin sama temen seangkatan, bahkan yang paling populer, itu udah bagus. Si Vina, shuffler sejati yang dikagumi banyak orang, ternyata cuma bisa main pianika. Waktu ditanya instrumen pas hari ke berapa di SMP, dia dengan rada pelan, barangkali malu, jawab pianika.


Kita ngebawain lagunya Gita Gutawa - Surga Di Telapak Kakimu versi nge-groove. Chester ngeliatin dengan melongo. Mungkin suka sama gue. Kelompok gue dapet applause yang gak kalah sama kelompoknya Vina.


Dan seterusnya, gue tampil bareng Jessica, nyanyi lagu Tinggal Kenangan-nya Gaby. Terus, kelompok laen, dan setelah bosen baru deh pengumuman.


Ini bagian yang paling MENYEDIHKAN:


Pengumuman kelulusan. Semua duduk di atas panggung. Gue diapit dua anak, satu cowok satu cewek, yang badannya bongsor dua-duanya. Aldi sama Ratih. Ratih sih tenang aja, pasti NEM-nya di atas 26. Gue? anak bego yang dibilang pinter. Beberapa tryout terakhir ini gue dapet 25. Takut setengah mati. Tangan gemeteran. Keringet dingin. Rasanya kayak nonton film setan.


Dibagi amplop. Abis itu dikasih ke temen yang namanya ada di amplop itu. Setelah gue ngasih ke Ezra, gue dikasih sama Felix R. Dan... rasanya sedih banget. Gue diem mematung, menatap ke luar dengan kosong, terus replek nangis. Gue terus duduk, ngelepas kacamata, dan nangis sekejer-kejernya. Gue ngerasa bersalah, kayak ngebunuh orang. Bukan, gue ngebunuh semut tadi pagi. Mau tahu NEM-gue berapa?


25.65
CUMA ANAK BEGO YANG DAPET SEGITU. 
Gue takut pulang. Gue malu abis. Pengen bunuh diri rasanya. Gue  semakin kejer. banyak yang ngerubungin gue, dan pada bingung soalnya SD Santher lulus 100%. 
"Lo gak lulus, Bleh?" Aldi nanya.
"Gue lulus. Tapi nilainya ngepas," jawab gue, sambil nangis ngeguguk.
"20 pas?" 
"Kagak. 25,"
"Gue juga 25. Gak apa2," terus dengan gajenya tangannya udah ada di pundak gue. Meluk gitu maksudnya. 
Chester cuma bisa cengo ngeliatin. Kata temen2, dia jealous. Ah, Bodo, ogah gue ngurusnya. 
Akhirnya, gue sampe di rumah dengan cemberut, bantingin jaket sama tas, terus ngurung diri di kamar. Nangis lagi.
Gue merenung. Ini salah siapa sih? Tuhan gak pernah membuat kesalahan. Gue udah mati-matian belajar. Gue udah berdoa. Kenapa harus kayak gini? Kenapa? Kenapa gue jadi bego, goblok, tolol, sampe bisa dapet nilai segitu? untung gue gak sampe ngambil tali rapia terus gantung diri.
Mama gue menenangkan gue, dan pikiran gue bersambung ke gue sangat sangat sangat bersyukur gue bisa sekolah di Desa Putera, yang adil, ngeliat rapot kerja keras gue, dan ngebuang hasil tolol itu. Waktu tes gelombang satu, gue masuk ranking satu. Itulah. Tapi gue masih mempertanyakan nilai superbego itu.